Selasa, 20 Oktober 2015

Kebanggaan Nagari Pasia




Nagari Pasia
Pasia merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam kecamatan Ampek angkek, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari Pasia, terletak di bagian timur daratan Agam. Jarak lurus dari Kota Bukittinggi kira-kira 3 km. Luas Nagari Pasia, sekitar 90 hektare. Nagari Pasia terdiri dari 3 yaitu  Jorong Pincuran Tujuah seluas 30 hektare, Jorong Cibuak Ameh seluas 33 hektare dan Jorong Surau Langga seluas 27 hektare.
Nagari Pasia secara administratif berbatasan dengan:
·         - Utara berbatas dengan Nagari Ampang Gadang.
·         - Selatan berbatas dengan Nagari Batutaba.
·         - Barat berbatas dengan Ampang Gadang/Kota Bukittinggi.
·         - Timur berbatas dengan Nagari Balai Gurah.
Asal nama nagari Pasia menurut sejarah yang disampaikan turun temurun , nama pasia berasal dari kondisi alamnya. Di mana, orang yang mula-mula datang ke pasia melihat banyaknya tumpukan pasia atau dalam bahasa Indonesia disebut pasir. Adanya tumpukan pasia tersebut diperkirakan sebelumnya berasal dari banjir besar dari gunung Marapi.
Kapan tepatnya orang pertama datang ke pasia tidak diketahui waktu dan tahunnya secara pasti. Dalam catatan buku tambo Kelarasan Ampek Angkek yang ditulis Sjafei St. Radjo Lelo, bertanggal Surau Kamba 29 Mei 1922, masyarakat Pasia awalnya merupakan penyebaran penduduk dari Ampang Gadang dan Batu Taba. Penduduk Ampang Gadang dan Batu Taba yang ada di Pasia pada masa itu merupakan anak-kemenakan dari pasukuan yang berasal dari Balaigurah. Ampang gadang dan Batu Taba sendiri adalah nagari yang memisahkan dari dari Balai Gurai sehingga secara tidak langsung masyarakat Pasia adalah keturunan dari masyarakat Balai Gurah juga.
Penetapan terbentuknya Pasia sebagai Nagari dituliskan dalam sebuah surat pemerintahan Kota Bukittinggi yang bertanggal 10 September 1946 No. S.B.I 3-2. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa Pasia ditetapkan sebagai nagari terhitung sejak rapat Eksekutif pemerintah Bukittinggi tanggal 23 Agustus 1946 sehingga secara resmi tanggal 23 Agustus 1946 terbentuklah nagari Pasia. Surat tersebut ditembuskan kepada Wali nagari Ampang Gadang dan wali nagari Batu taba yang artinya Pasia sudah bukan merupakan bagian dari kedua nagari tersebut tapi merupakan satu nagari baru.
Selama masa 1946 -1962, Nagari Pasia berjalan dengan pemerintahan sendiri, baru pada tanggal 8 Desember 1962, Gubernur Sumatera Barat pada masa itu yiatu Kaharuddin Dt. Rangkayo Basa menerbitkan surat keputusan pengukuhan Nagari Pasia sebagai salah satu Nagari di Sumatera Barat. Surat keputusan tersebut terdapat dalam Peperda Sumatera barat tertanggal 7 April 1963 No. Prp-Peperda/01/4/1962.
Pada 28 Mei 1963, dilakukan pelantikan Kepala Nagari Pasia yaitu Djabir Chatib yang dilantik langsung oleh Gubernur Sumatera barat saat itu. Dalam catatan sejarah, sat-satunya kepala nagari yang langsung dilantik oleh Gubernur adalah Kepala Nagari Pasia. Ini tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat nagari Pasia.
Karena Pasia awalnya adalah  berasal dari dua nagari yang kemudian membuat nagari sendiri, sehingga dalam pembagian persukuan juga dibagi dua yang dikenal dengan sebutan “limo ka ateh” dan “limo ka bawah”. Anak-kemenakan pasukuan-pasukuan Pasia yang disebut ‘limo ka ateh’ berasal dari Ampang Gadang dan ‘limo ka bawah’ dari Batu Taba. Pasukuan ‘limo ka ateh’ dari Ampang Gadang yaitu Suku Koto, Guci, Tanjuang, Sikumbang dan Jambak. Sementara pasukuan ‘limo ka bawah’ dari Batu Taba yaitu Suku Koto, Piliang, Guci, Tanjung dan Sikumbang. Sampai sekarang semua suku-suku tersebut masih ada di Nagari Pasia. Bahkan sekarang nagari Pasia sudah banyak didatangi pendatang dari nagari dan daerah lain. Sehingga menambah keraragam nagari Pasia.
 
Surau Usang
Nagari Pasia juga memiliki kekayaan sejarah yakni Surau Usang yaitu Surau tua yang masih kokoh berdiri di nagari Pasia. Disebelah surau ini juga terdapat kuburan panjang. Disebut kuburan panjang karena ukuran kuburan ini sangat panjang, menurut cerita masyarakat, kuburan tersebut adalah kuburan orang-orang zaman dahulu yang memiliki ukuran tinggi melebihi ukuran tinggi orang normal zaman sekarang. Selain itu masyarakat Pasia juga dikenal religius karena di nagari Pasia terdapat dua sekolah agama yaitu Tarbiyah Islmiayah Pasia dan Pondok Pesantren Dinniyah Pasia.
                                                          
 Tarbiyah Islamiyah Pasia                                        Pesantren Diniyah Pasia

1 komentar:

JONNY ,( PAJOK MAK TANG) mengatakan...

Nagari dengan sejuta kenangan ,banyak melahir kan tokoh dan para perantau nya yg sukses dan tangguh,,,ILOVE PASIA