Suatu
hari di pedalaman hutan Limababa,
hiduplah seorang peri cantikyang baik hati, peri tersebut bernama Lili. Hari
itu Lili terlihat murung,tah apayang dipikirkan peri cantik tersebut sehingga datanglah
sahabat-sahabatnya mengejutkan yaitu
Tini si kelinci, Rora di kupu-kupu dan Rosi si burung.”Ya ampun kalian
mengagetkan ku saja,ujar Lili”. Sahabat-sahabannya terlihat senyum-senyum
nyengir. “maafkan kami Lili, hehe namun ada apa gerangan kau terlihat bermuram
durja bukankah hari ini begitu cerah
untuk menikmatan hari,tanya Rosi”. “Aku sedang sedih teman-teman, besok Istana
peri akan mengadakan pesta meriah namun aku tidak memiliki gaun yang cantik
untuk kukenakan , jawab Lili dan kemudia dia kembali merengut”. “kasihan, tapi
bukankah kau punya gaun Indah yang waktu itu pernah kau kenakan saat pesta
Ulang tahun ku Lili, ujar Rora”. “gaun
itu robek saat aku pulang dari pestamu waktu itu Rora, jawab Lili lali.
“sepertinya
aku tidak aakan datang ke Istana Peri, ujar Lili” dan kemudian masuk ke rumahnya. “Bagaimana ini teman-teman, kita
harus membantu Lili teman kita, kemarin Lili membantuku kabur dari kejaran
pemburu, ujar Tini, iya, lili juga sering membantuku mencari bunga yang segar
untukku makan ujar Rora. Aku pun juga sering dibantu Lili, kemarin dia
membantuku membuat sarangku ujar Rosi. Tapi bagaimana caranya? Kita tidak
mungkin bisa membuat gaun indah untuk Lili ujar Rora ikut murung dan kemudian
terbang diikuti Tini dan Rosi yang ikut menjauh dari rumah Lili untuk kembali
pulang ke rumah masing-masing.
Malam
harinya Lili sudah pasrah dan memutuskan untuk tidak pergi ke pesta di Istana
Peri, sementara itu temna-temannya masih memikirkan cara untuk membantu Lili
namu mereka belum menemukan cara
sehingga semuanya terlelap malam itu.
Besoknya.
Tini, Rora dan Rosi kembali mengunjungi rumah Lili. Tampaklah Lili yang sedang
sibuk membersihkan rumah sambil
bersenandung. Senandung Lili memang sangat merdu membuat yang
mendengarnya menjadi dalmai hatinya. Ketiga sahabat lili itu terhanyut dengan
senandung Lii, hingga kemudian Lili melihat ketiganya dan menyapanya,”hai teman-teman, kenapa diluar saja, mari masuk
ujar Lili. Rumah Lili lumayan besar walupun
ukuran perabot di dalamnya sangat kecil sesuai ukuran Lili yang juga kecil. Kemudia ketiganya masuk, lalu Tini bertanya,
“kau tidak sedih lagi Lili?”. Aku memutuskan tidak ikut pesta nanti malam Tini,
ujar Lili. “bukankah kau sangat ingin pergi, kata Rosi. “aku memang sangat
ingin pergi tapi tidak apa-apa
teman-teman, mungkin aku bisa ikut pesta tahun depan” ujar Llli.
Kemudian keempat sahabat tersebut asyik bercengkrama hingga sore hari. Saat
akan menambah teh untuk temna-temanya ternyata air minum Lili habis, terpaksa
dia harus menjempunya di sungai tengah hutan
“aku
harus pergi sebentar temna-teman, persediaan airku habis, kata Lili. “biar kami
temankan Lili, sungai di tengah huta itu
sedikit menyeramkan jika sore hari,
tawar Rora. “kami juga kan ikut, ujar Tini dan Rosi berbarengan”
Keempat
sahabat tersebut lantas pergi menuju sungai tengah hutan hingga tiba-tiba Lili,
Tini, Rora dan Rosi mendengar suara minta tolong seseorang. Mereka mencari
sumber suara tapi tidak menemukannya
sehingga Lili berseru dan memanggil
teman-temanya untuk melihat apa yang dilihat Lili. Ternyata da seorang peri
yang kakinya terimpit ranting kayu, dia meringis kesakitan dan terus meminta
tolong. Melihat hal tersebut keempat sahabat itupun segera menolong sang peri.
Setelah
ranting pohon yang lumayan besar terssebut berhasil diangkat, sang peri kemudian
berterima kasih kepada keempat sahabat tersebut. “terima kasih banyak,kalau
tidak ada kalian aku tidak tahu apa yang terjadi,hari semakin gelap dan aku sangat takut ujar sang
peri, oh ya kenalkan namaku Odet. “Aku Lili ujar lili yang kemudian diikuti
juga oleh teman-temanya yang lain untuk memperkenalkan diri. “sepertinya kakimu
terluka, aku akan obati, rumahku dekat sini ujar Lili.
Kemdian
Odet, Lili, Rosi, Rora dan Tini kembali kerumah Lili untuk
mengobati luka Odet, karena kakinya luka dan susah berjalan, Odet duduk
di punggung Tini. Setelah selesai membersihkan luka Odet dan memberikan odet,
Odet pun merasa kakinya sudah baik-baik
saja dan pamit untuk pulang namun sebelum pamit dia sempat bertanya pada lili,
“Bukankah ada pesta peri di Istana malam ini Lili? Kenapa kau tidak siap-siap
pergi pesta tapi malah ingin ke sungai mengambil air?”
Lili
menunduk dan menjawab,” aku tidak bisa pergi k pesta Odet, aku tidak memilki
gaun yang indah”. “jadi itu masalahnya, baiklah kalau begitu, ayo ikut aku Odet
menarik tangan Lili dan juga mengajak ketiga sahabat Lili mengikutinya. Mereka
terbang menyusuri Hutan kecuali Tini yang melompat-lompat mengikuti arah
teman-temannya.
Hingga
tibalah mereka di deppan sebuah istana megah dimana orang-orang sedang ramai
karena ada pesta meriah disana. “kenapa kau membawa kami kesini Odet? Aku sudah
bilang aku tidak bisa pergi, aku tidak punya gaun yang bagus untuk kupakai dipesta ucap Lili. “tenanglah Lili,
aku akan meminjamkan gaunku yang paling bagus untukmu, aku punya banyak gaun
yang bisa kau pilih jawab odet. “tapi bagaimana mungkin ka...belum sempat Lili
melanjutkan pertanyaannya seorang penjaga istana melihat mereka dan berseru
sambil menghampiri mereka, “Putri odet kemana saja? Seluruh penghuni istana sibuk
mencari Putri, hari ini pesta ulang
tahun putri tapi putri malah menghilang, ujar pengawal istana.
Lili
dan ketiga sahabatnya benar-benar kaget mendengar apa yang diucapkan pengawal
tadi, mereka tidak menyangka, peri yang mereka tolong adalah Putri raja peri. Seketika kemudia muncul raja dan ratu peri
yang saat melihat Odet mereka langsung mendekat dan memeluk putrinya itu.
Kemana saja kau Odet? Ujar Ratu peri setengah menangis senang karena Putrinya
kembali dengan selamat ke istana.
“maafkan
aku ibu dan ayah, aku bosan di istana
lalu terbang ke hutan, saat akan kembali pulang
ada ranting pohon jatuh dan
menimpaku, ini salahku karena tidak meminta izin dulu pergi tapi untung mereka
datang dan menolongku sehingga aku bisa kembali, ujar Odet sambil menujuk
keepmat sahabat yang telah menolongnya itu.
“Terima
kasih kalian telah menyelamatkan anakku, sebagai rasa terima
kasih katakan apa yang kalian inginkan aku akan berikan, ujar Raja
Peri”. “kami tidak mengharapkan apa-apa
Raja, kami ikhlas membantu Putri Odet, ucap Lili. Izinkan kami pamit untuk kembali pulang yang mulia ujar
Lili lagi.
“tunggu
dulu, apa maksud kalian pulang, kau sudah tiba disini kau harus ikut pesta, aku
tahu kau ikhlas menolongku tapi izinkan aku menunjukkan rasa terima kasihku
ujar Odet. Akhirnya Lili setuju ikut ke istana begitu juga ketiga sahabtnya.
Saat
masuk mereka terpukau akan kemegahan dan keindahan istana, Odet kemudia
mengajak Lili ke kamarnya untuk memilih gaun dan mereka pun merayakan ulang
tahun Odet hingga acara selesai. Tini, Rora an Rosi pun ikut menikmati pesta
dan menikmatan makanana pesta yang sangat lezat.
Saat
acara selesai, Lili dan ketiga sahabatnya pamit untuk pulang, “terima kasih
Raja, terima kasih Ratu dan Terima kasih putri Odet, akku sangat senang malam ini,
tapi kami harus kembali pulang sebelum malam semakin larut, ujar Lili.
“Aku yang seharusnya berterima kasih, jika
bukan karena kalian aku mungkin tidak bisa kembali ke istana, karena kebaikan
dan ketulusan hatimu Lili kau pantas mendapatkan ini semua. Sering-seringlah
kalian main kesini, pintu istana ini terbuka llebar untuk kalian.
Kemudian
Lili dan ketiga temanya kembali memasuki hutan dan pulang kerumah mereka
masing-masing. Dan sepanjang jalan
pulang Lili bersenandung karena hatinya sangat senang karena bisa pergi ke
pesta peri dan bisa mengenakan gaun indah bahkan gaun tersebut diberikan Odet
untuknya begtu juga Tini, Rora dan Rosi yang sangat sennag karena mereka
membawa banyak persediaan makanan, setidkanya untuk beberapa hari ini mereka
bisa beristirahjat dan tidak perlu
berburu makanan karena keluarga Putri Odet memberikan banyak persedian makan
untuk mereka bawa pulang. Sepanjang Hutan terdengar lantunan senandung Lili
yang semakin membuat lelap tidur para penghuni hutan lainnya. Kebaikan dan
ketuliusan yang ikhlas memang selalu berbuah manis.